WELCOME

Dampak Krisis Keuangan Berakhir

Minggu, 23 Agustus 2009



Batasan umur : SU (Semua Umur)
Kategori : Dunia, Berita, Indonesia,
dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/264583/38/
WASHINGTON(SI) — Pejabat bank sentral dari seluruh dunia menunjukkan kepercayaan diri tinggi bahwa krisis keuangan terburuk dalam 70 tahun telah berakhir. Mereka yakin perbaikan ekonomi secara global mulai terlihat.

“Setelah mengalami kontraksi selama beberapa tahun, kegiatan ekonomi sepertinya akan stabil di Amerika Serikat (AS) dan luar negeri. Prospek untuk tumbuh dalam waktu dekat akan baik,” kata Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Ben S Bernanke kepada kalangan perbankan dunia dalam sebuah simposium di Jackson Hole,Wyoming, AS, Jumat (21/8) waktu setempat atau kemarin WIB.

Pernyataan Bernanke ini lebih bermakna dibandingkan statemen The Fed akhir pekan lalu yang menyebutkan aktivitas ekonomi berhenti menuju keterpurukan. Bernanke mengatakan, kondisi perekonomian AS dan negara lain di dunia menunjukkan sinyal pemulihan dari jurang resesi karena adanya perbaikan pasar keuangan. Namun, dia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut Bernanke,walaupun ketakutan akan runtuhnya sektor keuangan menyusut, krisis masih menjadi tantangan, terutama sektor kredit yang belum pulih.“Di banyak jenis pasar keuangan di seluruh dunia, lembaga keuangan dan banyak bisnis usaha rumah tangga terus-menerus mengalami banyak kesulitan memperoleh akses terhadap kredit,”katanya. Dia melanjutkan, karena faktor itu, pemulihan ekonomi akan relatif lambat pada awalnya. Namun, hal tersebut akan membaik pada tahap berikutnya,yang ditunjukkan dengan menurunnya jumlah pengangguran.

AS diharapkan dapat menunjukkan pertumbuhan positif pada kuartal ketiga setelah mengalami kontraksi dalam empat kuartal berturut- turut. Prancis dan Jerman yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa sudah kembali tumbuh pada kuartal kedua.Begitu juga dengan Jepang yang ekonominya kembali tumbuh untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir ini. Pidato Bernanke dalam forum tersebut juga banyak berisi langkah- langkah kebijakan penting dalam menghindari keterpurukan lebih dalam.

Menilik kondisi dua tahun ke belakang ketika terjadi krisis ekonomi, Bernanke mengatakan, tanpa kebijakan yang agresif dan seimbang dari pemerintah di seluruh dunia,kepanikan ekonomi pada akhir Oktober akan terus meningkat dan seluruh sistem keuangan dunia akan sangat berisiko. “Meskipun kami telah menghindari yang terburuk, masih ada tantangan yang lain,”kata Bernanke yang memilih mengambil langkah radikal ketika menghadapi kontraksi ekonomi terbesar di dunia, termasuk nekat mematok suku bunga hampir nol dan mengucurkan miliaran dolar ke sistem keuangan.

Dia melanjutkan,pihaknya harus bekerja sama untuk memastikan pemulihan ekonomi berkelanjutan. Salah satu yang disorotinya adalah pentingnya membangun kerangka peraturan keuangan yang baru sebagai pelajaran dari krisis dan mencegah peristiwa serupa terulang kembali. Bernanke mengatakan, di AS, penggunaan fasilitas likuiditas The Fed telah menurun tajam dibandingkan awal tahun lalu.

“Sinyal di pasar menunjukkan tekanan likuiditas melemah dan kondisi pasar kembali normal,”katanya. Menurut dia, kunci mengatasi krisis adalah dengan manajemen risiko likuiditas seperti menjamin kecukupan modal, pasar kredit, dan manajemen risiko selama kondisi keuangan tidak sehat. Eventyang sama tahun ini terasa lebih semarak dibandingkan setahun lalu. Ketika itu, Bernanke harus berupaya keras mengatasi berbagai persoalan di pasar keuangan.

Satu pekan setelah event tahun lalu digelar, bank investasi Lehman Brothers kolaps. Berikutnya Pemerintah AS harus menyuntikkan dana miliaran dolar untuk menyelamatkan American International Group. Dalam eventdi Wyoming itu,selain Bernanke,turut berbicara Presiden Bank Sentral Eropa Jean- Claude Trichet.Dia mengingatkan agar tidak muncul asumsi berlebihan bahwa ekonomi dunia sudah kembali normal. “Kita masih harus melakukan banyak hal,” ujarnya sambil menambahkan, akan menjadi bencana jika pemegang kebijakan di dunia tidak belajar dari krisis yang terjadi.

Pernyataan Ben Bernanke tentang kondisi pemulihan ekonomi AS tersebut mampu mendongkrak sejumlah indeks terkemuka di pasar saham AS. Indeks Dow Jones naik155 poin dan ditutup di level 9.500. Indeks gabungan Nasdaq meningkat 31,68 atau naik 1,6% menjadi 2.020,90. Indeks The Standard & Poor’s 500 melonjak 18,76 atau 1,9% menjadi 1.026,13.

Rekor Rumah

Berbarengan dengan pernyataan Bernanke, muncul kabar yang makin menguatkan kondisi krisis telah berakhir.

Berdasarkan laporan National Association of Realtors (asosiasi makelar perumahan nasional) di AS, penjualan existing-home (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) membubung pada bulan Juli, naik empat bulan berturutturut, untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Penjualan existing-home melonjak 7,2% pada Juli ke penyesuaian berkala tahunan sebesar 5,24 juta unit pada Juli, penjualan terbesar sejak data mulai dikompilasi pada 1999. Penjualan tersebut melampaui rata-rata konsensus proyeksi penjualan 5 juta unit.“Laporan yang lebih dari perkiraan telah mendorong aksi beli di pasar saham,”ujar analis Briefing.com dalam catatan kepada kliennya.

“Laporan memberikan dukungan bahwa pasar perumahan mungkin telah bangkit dalam hal jumlah penjualan,”kata mereka. Ekonom mengatakan pemulihan bencana di sektor perumahan, setelah krisis meledak,adalah kunci untuk menarik ekonomi terbesar di dunia itu keluar dari resesi. (AFP/Rtr/NY Times/ USA Today/j erna)


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar